Monday, March 17, 2008

Hohoho......Pindah Alamat

Demi kelancaran update bahan dekave dua, kita pindah alamat ke :

www.belajardekavedua.wordpress.com

Kita akan selalu mengupdate bahan kuliah dan pengumuman..OK
CU...

Tanks, Koordinator.

Wednesday, June 07, 2006

TREN DESAIN LOGO 2006

Tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, ada perubahan tren di dunia desain identitas, terlepas apakah baik atau buruk tren tersebut. Beberapa bentuk visual yang seringkali kita temui dan nampak menonjol adalah bentuk organik, tumbuhan, morphing, transformasi bentuk dsb. Ada satu hal unik dari tren ini, yakni adanya kesinambungan antara gaya satu dengan gaya yang lain dari tahun ke tahun. Tren ini tak hanya terjadi di negara adidaya saja, melainkan juga terjadi di Indonesia. Sangat menarik untuk dicermati. Berikut kami sajikan tren desain logo untuk tahun 2006 yang dihimpun dari GDUSA dan Bill Gardner dari Logolounge.(dbs/050506)

1. Blanket
Gaya ini memiliki visual seperti kain mendatar, bergelombang, atau berkibar membentuk suatu bentuk tertentu. Bentuk visual logo dewasa ini banyak dikembangkan dengan gaya seperti kain ini dengan tujuan untuk memberikan kesan keluasan tempat yang didefinisikan melalui bentuk perspektif dan kekaburan objek karena adanya jarak dan ruang.

2. Blender
Intensif dengan bentuk gerakan dinamis dan cahaya, gaya logo jenis ini memberikan kesan suatu obyek dalam pusaran. Obyek melengkung-lengkung dengan bentuk visual seperti tepisan cahaya. Bentuk visual lambang seperti ini mengesankan kekuatan atau sumber energi, dan kini banyak dipergunakan sebagai lambang produk maupun organisasi.

3. Button
Dengan bentuk yang berdimensi, lengkap dengan efek bayangan dan cahaya. Bentuk seperti tombol ini, memberikan kesan manfaat bagi konsumen. Sebuah tombol memiliki kesan fungsi jika ditekan. Bila tombol Dell ditekan seakan muncul komputer. Bila tombol Beeline Cellular maka anda akan terhubung dengan yang lain. Makanya logo jenis ini banyak dipergunakan pada produk-produk elektronik dan komunikasi.

4. Dot Fuzz
Visi, gerakan dinamis, dan kekuatan nampaknya menjadi hal yang ingin disampaikan dari gaya desain jenis ini. Secara visual menampilkan pola garis layar, yang menjadikannya sebagai bagian dari karakter lambang tersebut. kelebihan gaya jenis ini adalah terkadang memiliki kesan visual ganda. Sebagai contoh adalah logo AJ Mobilita Srl yang didesain oleh Studio GT&P, memiliki kesan gerakan dinamis dan kesan jarak di kejauhan.

5. Orbs
Secara visual gaya desain ini berbentuk bulatan yang menyerupai bola kristal atau batu mulia, yang seringkali memiliki pola alam semesta, bintang maupun cairan. Tren jenis ini memberikan kesan proses yang komplek dibalik produk yang menggunakan logo tersebut, namun dikemas secara simpel dan mudah dipergunakan. Sebagai contoh adalah logo Sony Ericsson, yang menggunakan pola Orbs cairan.

6. Dry Brush
Dengan pola sapuan kuas, gaya desain ini terkesan apa adanya dan manusiawi. Seringkali dikombinasikan dengan pola teratur dan pola yang tidak teratur sehingga menghasilkan kesan keseimbangan. Sebagai contoh adalah logo Osaka Sushi, yang secara visual berbentuk ikan. Dengan gaya sapuan kuas Kanji (huruf mandarin), logo tersebut terkesan sangat manusiawi, benar-benar buatan tangan dan segar.

7. Embellish
Gaya jenis ini biasa dibagi dalam dua bagian yakni bentuk visual yang detil dan bentuk visual dingbat (dingbat adalah tipografi/huruf yang berupa simbol atau ornamen) yang dipadukan dengan elemen latar belakang yang disesuaikan. Kaya dengan ritme dan emosi, logo jenis ini sering diasosiasikan dengan seni. Jenis logo ini mewakili jiwa kalangan anak muda dan serta menjadi bagian dari budaya skateboard yang menyertainya.

8. Overlay
Tren jenis ini menggunakan layer (transparansi seperti plastik) sebagai kekuatan visualnya. Kecerahan warna sangat diperlukan pada logo jenis ini, untuk menghindari transisi warna yang kusam diantara layer-layernya. Salah satu pendorong munculnya tren logo jenis ini adalah kemajuan teknologi. Software desain seperti Adobe Illustrator, begitu memudahkan para desainer untuk bermain dengan layer dengan bermacam-macam warna secara vektor. Sebagai contah adalah apa yang telah dilakukan desainer dari Iconologic dalam proses perancangan desain logo Winter Olympic 2006 di Torino, Italia.

9. Splat
Tren desain ini memiliki ciri khas penggunaan obyek-obyek seperti Rorshach test (test yang menggunakan pola noda tinta, untuk menguji kondisi emosional & intelektual seseorang) hingga bentuk cipratan darah. Contoh gaya desain ini seperti yang digunakan pada logo FIFA World Cup 2006.

10. Glow
Dengan menggunakan bentuk vignet yang halus sebagai dasarnya, gaya jenis ini menggunakan efek glow sebagai ciri khas. Teknik ini telah menjadikan logo yang biasa saja menjadi sesuatu yang spesial.

11. Transparent 3D
Bila ada teknik visualisasi desain logo yang memiliki pengaruh yang dramatis selama beberapa tahun terakhir, adalah adaptasi dari teknik transparansi. Meski teknik ini telah muncul pada tahun 2003, namun tidak ada yang memperhitungkan betapa besar pengaruhnya kini. Beberapa tren logo yang menjadi tren tahun ini, bisa jadi memiliki kategori ganda dan termasuk juga dalam kategori ini. Gaya logo ini terdiri dari layer-layer transparan dengan bentuk, gradasi warna dan pencahayaan.

12. Filigree
Pada suatu masa, gaya desain in pernah ada dan hanya dipergunakan pada desain mata uang, sertifikat saham, cukai rokok dsb. Gaya desain Filigree yang menggunakan gelombang garis-garis yang menyerupai spirograph memiliki kesan kualitas tinggi, prestise dan jaminan keamanan. Teknis ukiran menambah kesan warisan budaya pada desain aplikasi yang menggunakannya. Contoh logo untuk tren desain ini adalah logo Bank of New York, yang dikembangkan oleh Lippincott Mercer.

13. Post Apocalyptic
Dengan menggunakan bentuk bola dunia yang mengalami deformasi sedemikian rupa, sehingga kesannya yang tertinggal adalah atmosfir dari bola dunia tersebut. Demikian pula dengan konsep yang menyertainya. Bila perusahaan anda adalah perusahaan global, bukan bola dunia yang jadi pesannya melainkan apa yang bisa anda berikan untuk bola dunia itu. Sebagai contoh AT&T, perusahaan ini tidak memberikan pada anda bola dunia, tetapi menghubungkan kita semua dan memberi solusi pada dunia terhadap kendala geografis yang ada.

14. Vivid
Titik utama pada gaya ini adalah warna. Dengan hue warna vivid serta menggunakan spektrum warna penuh, menjadikan logo memiliki gaya desain tersendiri. Logo acara, tempat tujuan wisata serta pesta perayaan banyak menggunakan gaya desain ini.

15. Scribbles
Tren desain jenis ini sangat mudah dikenali dengan pola garis-garis seperti yang dibuat oleh anak kecil. Gaya jenis ini memiliki kesan frantic, dan dekat dengan gaya generasi muda. Meski demikian gaya desain ini seringkali dipadukan dengan elemen tipografi yang bergaya formal sehingga bisa menciptakan desain dengan impresi yang bebas namun tanpa meninggalkan fungsinya.

sumber: www.logoresource.com

ELEMEN ESTETIS PEMBENTUK LOGO

oleh: Indra Darmawan

Sebagai bagian dari perencanaan corporate identity design, logo ibarat bagian tubuh yang mampu mengutarakan isi hati produk atau perusahaan. Dari sisi pemasaran, logo mempunyai fungsi identitas yang membedakan sebuah sebuah produk dengan produk lainnya. Kesemuanya itu tak lepas dari hakikat logo itu sendiri, sebagai sebuah karya seni rupa yang biasa berupa dwi matra (dua dimensi) atau tri matra (tiga dimensi).

Sebagai karya seni rupa, sebuah logo tidak bisa lepas dari elemen-elemen senirupa dasar yang membentuknya seperti garis, bentuk, warna, ruang, tipografi dll. Seperti yang dikemukakan oleh John Murphy : The successful designer of trademarks and logos needs to have basic intellectual and draftsmanship skills in addition to a sensitivity to the aesthetic elements of design. Yang berarti, seorang perancang logo dan cap dagang yang sukses, perlu memiliki kepandaian dasar dan keterampilan dalam menggambar dalam hubungannya dengan kepekaan terhadap elemen estetika disain.

Pada bagian ini kami menyajikan secara ringkas elemen-elemen pembentuk logo, antara lain sebagai berikut :
1. GARIS
2. BENTUK
3. WARNA
4. TIPOGRAFI

1. GARIS
Pengertian garis menurut Leksikon Grafika adalah benda dua dimensi tipis memanjang. Sedangkan Lillian Gareth mendefinisikan garis sebagai sekumpulan titik yang bila dideretkan maka dimensi panjangnya akan tampak menonjol dan sosoknya disebut dengan garis. Terbentuknya garis merupakan gerakan dari suatu titik yang membekaskan jejaknya sehingga terbentuk suatu goresan. Untuk menimbulkan bekas, biasa mempergunakan pensil, pena, kuas dan lain-lain. Bagi senirupa garis memiliki fungsi yang fundamental, sehingga diibaratkan jantungnya senirupa.

Garis sering pula disebut dengan kontur, sebuah kata yang samar dan jarang dipergunakan. Pentingnya garis sebagai elemen senirupa, sudah terlihat sejak dahulu kala. Nenek moyang manusia jaman dulu, menggunakan garis ini sebagai media ekspresi senirupa di gua-gua. Mereka menggunakan garis ini untuk membentuk obyek-obyek ritual mereka. Sebagai contoh adalah lukisan di dinding gua Lascaux di Prancis, Leang-leang di Sulawesi, Altamira di Spanyol dan masih banyak lainnya.

Selain berupa lukisan, nenek moyang manusia juga menggunakan garis sebagai media komunikasi, seperti huruf paku peninggalan bangsa Phoenicia (abad 12 - 10 SM) yang berupa goresan-goresan.Disamping potensi garis sebagai pembentuk kontur, garis merupakan elemen untuk mengungkapkan gerak dan bentuk. Baik bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi. Suasana dalam garis Dalam hubungannya sebagai elemen senirupa, garis memiliki kemampuan untuk mengungkapkan suasana.

Suasana yang tercipta dari sebuah garis terjadi karena proses stimulasi dari bentuk-bentuk sederhana yang sering kita lihat di sekitar kita, yang terwakili dari bentuk garis tersebut. Sebagai contoh adalah bila kita melihat garis berbentuk 'S', atau yang sering disebut 'line of beauty' maka kita akan merasakan sesuatu yang lembut, halus dan gemulai. Perasaan ini terjadi karena ingatan kita mengasosiasikannya dengan bentuk-bentuk yang dominan dengan bentuk lengkung seperti penari atau gerak ombak di laut.

Beberapa jenis garis beserta suasana yang ditimbulkannya seperti, garis lurus mengesankan kekuatan, arah dan perlawanan. Garis lengkung mengesankan keanggunan, gerakan, pertumbuhan. Berikut kami sajikan beberapa jenis garis beserta asosiasi yang ditimbulkannya :
• Horizontal : Memberi sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak.
• Vertikal : Stabilitas, kekuatan atau kemegahan.
• Diagonal : Tidak stabil, sesuatu yang bergerak atau dinamika. • Lengkung S : Grace, keanggunan.
• Zig-zag : Bergairah, semangat, dinamika atau gerak cepat.
• Bending up right : Sedih, lesu atau kedukaan.
• Diminishing Perspective : Adanya jarak, kejauhan, kerinduan dan sebagainya.
• Concentric Arcs : Perluasan, gerakan mengembang, kegembiraan dsb.
• Pyramide : Stabil, megah, kuat atau kekuatan yang masif.
• Conflicting Diagonal : Peperangan, konflik, kebencian dan kebingungan.
• Spiral : Kelahiran atau generative forces.
• Rhytmic horizontals : Malas, ketenangan yang menyenangkan.
• Upward Swirls : Semangat menyala, berkobar-kobar, hasrat yang tumbuh.
• Upward Spray : Pertumbuhan, spontanitas, idealisme.
• Inverted Perspective : Keluasan tak terbatas, kebebasan mutlak, pelebaran tak terhalang.
• Water Fall : Air terjun, penurunan yang berirama, gaya berat.
• Rounded Archs : Lengkung bulat mengesankan kekokohan.
• Rhytmic Curves : Lemah gemulai, keriangan.
• Gothic Archs : Kepercayaan dan religius.
• Radiation Lines : Pemusatan, peletupan atau letusan.

Lebih jauh lagi, garis sesuai fungsinya yang khas, yang mampu membentuk symbol yang memiliki pengertian khusus, sangat menunjang penggunaannya sebagai elemen symbol. Penggunaan garis sebegai elemen symbol, pertama kali diperkenalkan oleh Otto Neurath (1882 - 1945) seorang pengajar dan ilmuwan sosial, yang menamakan symbol tersebut sebagai Isotype.

Kemudian bahasa Isotype ini berkembang dan menjadi salah satu bahasa gambar yang mampu mewakili berbagai bentuk komunikasi. Dalam perkembangan selanjutnya bentuk-bentuk simbol ini banyak dipergunakan dalam perancangan logo dalam upayanya agar mudah diingat dan mempunyai daya komunikasi yang baik.

2. BENTUK
Pengertian bentuk menurut Leksikon Grafika adalah macam rupa atau wujud sesuatu, seperti bundar elips, bulat segi empat dan lain sebagainya. Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa bentuk merupakan wujud rupa sesuatu, biasa berupa segi empat, segi tiga, bundar, elip dsb. Pada proses perancangan logo, bentuk menempati posisi yang tidak kalah penting dibanding elemen-elemen lainnya, mengingat bentuk-bentuk geometris biasa merupakan simbol yang membawa nilai emosional tertentu.

Hal tersebut biasa dipahami, karena pada bentuk atau rupa mempunyai muatan kesan yang kasat mata. Seperti yang diungkapkan Plato, bahwa rupa atau bentuk merupakan bahasa dunia yang tidak dirintangi oleh perbedaan-perbedaan seperti terdapat dalam bahasa kata-kata. Namun teori Plato tersebut tidaklah mesti berlaku semestinya. Ada aspek lain yang mengakibatkan bahasa bentuk tidak selalu efektif. Seperti penerapan bentuk-bentuk internasional dengan target sasaran tradisional atau sebaliknya.

Dengan kata lain, bila target sasaran tidak terbiasa dengan bahasa kasat mata tradisional, pergunakan bahasa kasat mata internasional demikian pula sebaliknya. Sebagai contoh adalah bila kita merancang logo armada angkatan bersenjata republik Tanzania misalnya, kurang lazim bila kita memilih bentuk keris atau mandau sebagai elemen penunjang dalam logo tersebut, karena bentuk keris dan mandau kurang atau bahkan tidak dikenal oleh rakyat Tanzania. Dari contoh diatas, kemudian muncul teori tentang frame of reference (kerangka referensi) dan field of reference (lapangan pengalaman) yang menjelaskan bahwa penerimaaan suatu bentuk pesan, dipengaruhi oleh beberapa aspek yakni panca indra, pikiran serta ingatan.

Jadi seperti contoh masalah diatas, bentuk logo tersebut akan lebih efektif dan komunikatif bila ditujukan pada angkatan bersenjata Republik Indonesia, dan tidak dengan Republik Dominika karena mereka tidak memiliki frame of reference dan field of reference tentang keris atau mandau dalam ingatan mereka.

Berikut kami sajikan beberapa contoh bentuk dan asosiasi yang ditimbulkannya berdasarkan buku Handbook of Design & Devices tulisan Clarence P. Hornung.
1. Segitiga, merupakan lambang dari konsep Trinitas.
Sebuah konsep religius yang mendasarkan pada tiga unsur alam semesta, yaitu Tuhan, manusia dan alam. Selain itu segitiga merupakan perwujudan dari konsep keluarga yakni ayah, ibu dan anak. Dalam dunia metafisika segitiga merupakan lambing dari raga, pikran dan jiwa. Sedangkan pada kebudayaan Mesir, segitiga digunakan sebagai simbol feminitas dan dalam huruf Hieroglyps segitiga menggambarkan bulan.
2. Yin Yang, merupakan bentuk yang termasuk dalam jenis Monad, yakni bentuk yang terdiri dari figure geometris bulat yang terbagi oleh dua bentuk bersinggungan dengan masing-masing titik pusat yang berhadapan. Di China bentuk seperti ini disebut Yin Yang, di Jeapng disebut Futatsu Tomoe sedangkan orang Korea menyebutnya Tah Gook. Yin Yang merupakan gambaran dua prinsip alam, Yang melambangkan kecerahan Ð Yin melambangkan kegelapan, Yang melambangkan nirwana Ð Yin melambangkan dunia, Yang sebagai matahari Ð Yin sebagai bulan, Yang memiliki posisi aktif, maskulin Ð Yin pasif, feminin. Kesemuanya itu melambangkan prinsip dasar kehidupan, yakni keseimbangan.

3. WARNA
Pemahaman tentang warna dibagi dalam dua bagian berdasarkan sifat warna antara lain sebagai berikut : 1. Warna menurut ilmu Fisika. Adalah sifat cahaya yang bergantung dari panjang gelombang yang dipantulkan benda tersebut. Benda yang memantulkan semua panjang gelombang terlihat putih, benda yang sama sekali tidak memantulkan terlihat hitam. Dispersi terjadi apabila sinar matahari melalui prisma kaca yang berbentuk spektrum dan kecepatan menjalarnya tergantung pada panjang gelombangnya. Warna utama dari cahaya atau spektrum adalah biru, kuning dan merah dengan kombinasi-kombinasi yang dapat membentuk segala warna. 2. Warna menurut ilmu Bahan. Adalah sembarang zat tertentu yang memberikan warna. Pigmen memberikan warna pada tumbuh-tumbuhan, hewan, juga pada cat, plastik dan barang produksi lainnya kecuali pada tekstil yang menggunakan istilah zat celup untuk mewarnainya. Suatu pigmen berwarna khas karena menghisap beberapa panjang gelombang sinar dan memantulkan yang lain. Pigmen banyak digunakan dalam industri, misalnya plastik, tinta karet dan lenolum.

Sebagai bagian dari elemen logo, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari logo tersebut. Dalam perencanaan corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas. Lebih lanjut dikatakan oleh Henry Dreyfuss, bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut. Sebagai contoh adalah penggunaan warna merah pada segitiga pengaman, warna-warna yang digunakan untuk traffic light merah untuk berhenti, kuning untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan.

Dari contoh tersebut ternyata pengaruh warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat. Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs. Mansyur tentang warna sbb: Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda.

Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda. Berikut kami sajikan potensi karakter warna yang mampu memberikan kesan pada seseorang sbb :
a. Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
b. Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesulitan dsb.
c. Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik.
d. Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup).
e. Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu. f. Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan. g. Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.

Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 meliputi :
1. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb.
2. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.
3. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.

Selain Prang System terdapat beberapa sistem warna lain yakni, CMYK atau Process Color System, Munsell Color System, Ostwald Color System, Schopenhauer/Goethe Weighted Color System, Substractive Color System serta Additive Color/RGB Color System.

Diantara bermacam sistem warna diatas, kini yang banyak dipergunakan dalam industri media visual cetak adalah CMYK atau Process Color System yang membagi warna dasarnya menjadi Cyan, Magenta, Yellow dan Black.
Sedangkan RGB Color System dipergunakan dalam industri media visual elektronika.

4. TIPOGRAFI
Pengertian tipografi menurut buku Manuale Typographicum adalah : Typography can defined a art of selected right type printing in accordance with specific purpose ; of so arranging the letter, distributing the space and controlling the type as to aid maximum the reader's.
Dari pengertian diatas, memberikan penjelasan bahwa tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, huruf tak pernah lepas dari kehidupan keseharian.

Hampir setiap bangsa di dunia menggunakannya sebagai sarana komunikasi. Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan nama Hieroglyphe pada sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus. Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang sampai di Kreta, lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar keseluruh Eropa. Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad ke-8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya.

Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi. Perkembangan tipgrafi saat ini mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan (hand drawn) hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.

Berikut kami sajikan beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig, antara lain sbb :
1. Roman
Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.
2. Egyptian
Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakn adalah kokh, kuat, kekar dan stabil.
3. Sans Serif
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.
4. Script
Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab.
5. Miscellaneous
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

Dalam pemilihan jenis huruf, yang senantiasa harus diperhatikan adalah karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnya. Seperti misalnya pada produk minyak wangi untuk wanita jarang yang menggunakan jenis huruf Egyptian karena berkesan kuat dan keras dan biasanya mempergunakan jenis huruf Roman yang bernuansa klasik dan lembut sehingga cocok dengan karakter minyak wangi dan wanita.

Sumber :
- Murphy, John and Michael Rowe. How to Design Trademarks and Logos. Ohio : North Light Book, 1998.
- www.komvis.com

MENGGANTI DAN MENDESAIN LOGO PERUSAHAAN

oleh: Kusnadi Assaini


Mengganti logo tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang harus dipahami secara mendalam sebelum proses itu di lakukan. Apa yang harus kita lakukan bila pas bangun pagi, kita merasa banyak hal di sekeliling kita buruk atau tidak memuaskan. Saat itulah kita harus berubah. perubahan ini diperlukan untuk memperbaiki keadaan dan mencapai tujuan hidup yang tinggi. Begitulah kira-kira yang terjadi pada suatu perusahaan ketika mereka berancang-ancang melakukan pergantian logo.

Meski demikian, urusan ganti logo bukanlah proses yang sederhana dan mudah dilakukan. Karena terkait dengan tujuan di masa depan, maka prosesnya harus terencana melalui berbagai pertimbangan yang cermat dan matang. Ini, tidak bisa tidak, harus dilakukan mengingat logo bukanlah sekadar lambang yang dipajang di papan atau kartu nama. Lebih dari itu, sebuah logo merupakan bagian penting dari pondasi image branding perusahaan.

Berikut lima kriteria yang harus diperhatikan dalam mendesain logo perusahaan:

Pertama, ageless style.
Ketika mendesign logo, janganlah terpaku pada sesuatu yang keren. Buatlah sebuah logo klasik yang bisa tumbuh dengan perusahaan, yang bisa dipertahankan untuk waktu yang lama. Sekali terpampang di kartu nama atau papan nama, kita tidak bisa tiba-tiba seenaknya mengganti logo tersebut lantaran bosan dengannya atau karena semua orang memakai style yang sama. Klien dan konsumen mencari bisnis yang berumur panjang dan image yang stabil.

Kedua, distinctiveness.
Cobalah menemukan sesuatu yang unik agar logo anda tampak menonjol. Ini bisa di dukung oleh suaty tagline yang tidak biasa untuk membedakan diri dengan kerumunan. Nike adalah logo yang sangat sederhana tapi sangat menonjol dengan tagline "just do it". Tiap kali oran gmelihat logo itu, mereka ingat "just do it". Beberapa waktu kemudian tanpa perlu melihat tagline lagi, hanya dengan melihat logo, orang otomatis berpikir "just do it". Inilah konsep yang disebut imagery transfer.

Ketiga, appeal.
Cobalah membuat design yang menarik di lihat mata. Beberapa warna tertentu membangkitkan minat konsumen, sementara yang lain menimbulkan emosi lain yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, warna merah dianjurkan untuk membuat orang merasa bersemangat atau marah, orange dikatakan untuk mewakili sesuatu yang murah, biru melambangkan kejujuran dan integritas, sementara warna netral mewakili stabilitas. Namun, agar tidak banayk membuang waktu, masalah warna ini sebaiknya ditentukan paling akhir, yaitu setelah desainnya disetujui. Juga pastikan logo tersebut secara konsisten menyampaikan pesan sama baik lewat kartu nama, papan nama, website dan iklan.

Keempat, convery the right image. Dalam hal ini diajukan pertanyaan: Apakah logo anda di bicarakan dengan akurat? APakah ia menyatkaan gaya perusahaan anda? sebaiknya jangan memilih tampilan yang liar dan gila, hanya karena ingin tampil beda, kecuali itu memang sangat cocok dengan gaya bisnis anda.

Kelima, legibility. Tanpa memandang gaya dan warna, pastikan bahwa logo tersebut mudah dibaca dan typo-free. Perlu diingat kita memakai logo bukan secara pribadi, tapi secara publik. Fungsi logo adalah membungkus identitas dan kepribadian perusahaan, sehingga dengan melihatnya saja orang tah persis apa arti perusahaan itu bagi mereka.

sumber: www.komvis.com

Tuesday, June 06, 2006

GESTALT



SIFAT DAN PERILAKU MANUSIA:
• selalu “membaca”/”mencoba mengenali” apa yang dilihatnya --> persepsi
• dengan cara pattern seeking
• pattern seeking ini biasanya melihat/mencari pola atau konteks yang terlihat pada gambar atau yang sudah diketahui oleh penglihat
• juga kecenderungan manusia untuk mengorganisasikan atau meng-kelompok-kelompok-kan (gestalt principles of grouping)

PENGERTIAN GESTALT
• psikologi persepsi visual manusia dalam membaca/mengenal sebuah gambar/ bentuk dari melihatnya/mengorganisasi-kannya secara holistik/menyeluruh.
– holisitik: secara keseluruhan dari semua elemen-elemen pada gambar, bukan elemen demi elemen atau satu per satu.

SEJARAH GESTALT
• berawal dari karya tulis Max Wertheimer (1912) dari Jerman, juga psikolog Koffka (1935) dan Kohler (1940)
• juga oleh J.B. Watson dari Amerika (1913)
• istilah “gestalt” dalam bahasa Jerman sebenarnya sulit diterjemahkan ke bahasa2 lain, tapi bisa diterjemahkan sebagai “shape”; “form”; “configuration”; “pattern” (dlm bahasa Inggris), atau “bentuk”; “hakekat”; “esensi”; “totalitas” (dlm bhs Indonesia)
• karena susah diterjemahkan secara pas, maka disepakati untuk tetap menggunakan istilah yang original – “Gestalt”

A. Prinsip dasar Pengelompokkan/Grouping Gestalt
• proximity (kedekatan)
• similarity (kemiripan)
• closure (ketertutupan)
• continuity (kesinambungan)
• symmetry (simetri)

+ tambahan:

• simplicity (kesederhanaan)

Proximity
sebuah kesatuan atau pengelompokan yang terbentuk karena adanya elemen-elemen yang saling berdekatan.
Tendensi:
Pandangan mata akan cenderung melihat dua kotak yang saling berdekatan sebagai satu kelompok. Kita tidak melihat kotak ke-2 dan ke-3 dari kiri sebagai sepasang karena berjauhan.


Similarity

objek yang sama akan terlihat secara bersamaan sebagai kelompok. Hal ini dapat ditentukan lewat bentuk, warna, tekstur, ukuran, maupun arah (misal sekelompok ikan/burung yang bergerak searah).
Tendensi:
Kita akan melihat objek-objek dalam barisan/row mendatar, bukan dalam kolom secara vertikal.


Closure
Kita lebih menyukai bentuk yang tertutup/complete atau menyambung daripada yang tidak/incomplete.
Tendensi:
Melihat gambar di atas, kita akan secara mental menyambungkan garis2 yang putus2 dan melihat gambar bentuk bebek & lingkaran secara menyeluruh.


Continuity
Penataan visual yang dapat menggiring gerak mata mengikuti ke sebuah arah tertentu.
Tendensi:
Kita akan melihat satu garis lurus dan sebuah garis lengkung melewatinya. Kita tidak akan melihat gambar tsb terdiri dari dua bagian seperti di gambar kanan.


Symmetry
Kecenderungan untuk menata stimuli ke dalam bentuk2 yang sama dan sebangun.
Tendensi:
Mata cenderung melihat sebagai deretan 6 bentuk daripada deretan 12 bentuk.


+Simplicity
Prinsip yang mencakup ke-5 prinsip Gestalt sebelumnya, menyatakan bahwa manusia secara intuitif cenderung memilih pengorganisasian yang paling simple/sederhana atau paling stabil.
Contoh:
Gambar di atas dapat dipersepsikan beberapa macam: 3 lingkaran yang bertumpukan; 1 lingkaran utuh dan 2 lingkaran yang terpotong di bagian kanannya; atau tampak atas dari tiga objek silinder 3-Dimensi.
Prinsip simplicity menyatakan bahwa anda akan melihat gambar tsb sebagai 3 lingkaran yang bertumpukan, karena itulah persepsi yang paling simple.


B. Prinsip Figure-Ground organization:

sebuah organisasi perseptual yang paling dasar


•figure: objek yang kita lihat/fokus/pusat perhatian
•ground: background/latar

Proses persepsi akan berusaha membedakan obyek dari latar.


The Role of Experience

•Pengalaman pribadi menentukan sekali dalam persepsi
•ada yang beranggapan bahwa kecenderungan pengorganisasian dalam berpersepsi ada/dibawa sejak lahir; namun banyak psikolog kontemporer merasa bahwa kecenderungan2 tsb adalah hasil dari pengalaman & pembelajaran semasa hidup.


The Role of Context


•Pengalaman berguna karena membuat memori dari stimuli lama yang dapat dijadikan sebagai konteks dalam mempersepsikan stimuli baru
•Konteks bisa dari dalam diri (pengalaman, pengetahuan, budaya, karakter, gaya hidup, hati nurani,…) ataupun dari luar diri (visual, lingkungan, hukum, etika,…)







Wednesday, May 10, 2006

TENTANG LOGO



Berasal dari kata logo, type (Merriam-Webster Dictionary), merupakan sebuah huruf atau sebuah plat yang dicetakkan yang memiliki makna, yang biasa dipergunakan sebagai nama surat kabar atau lambang (1816).

Dalam perkembangannya, logo mengalami deformasi bentuk mulai dari bentuk-bentuk logo yang rumit hingga menjadi sebuah bentuk yang sederhana dan mudah diingat. Pelbagai pilihan elemen-pun ikut bertambah, mulai dari penggunaan inisial, nama perusahaan, monogram maupun pictogram. Seiring dengan perkembangan dunia periklanan, peran logo menjadi amat penting terutama dalam pembuatan strategi branding sebuah produk. Fungsi identitas merupakan ukuran sebuah logotype, dengan hanya melihat logo seseorang akan ingat, tertarik, lalu membeli. Dari fungsi ini, logo kemudian menjadi ukuran sebuah citra, baik citra sebuah produk, perusahaan maupun organisasi.

Jenis & Tipe Logo

Pada masa awal perkembangannya, pembagian jenis logo tidaklah serumit sekarang. Mula-mula logo hanya berupa bentuk yang tak terucapkan seperti gambar, yang dibuat oleh perajin untuk lambang kerajaan. Seiring dengan berkembangnya jaman, logo tidak hanya digunakan untuk kepentingan kerajaan saja, melainkan untuk memberi tanda pada barang-barang yang dijual di pasar.
Pembagian jenis logo secara sederhana terbagi atas dua bagian yaitu Word Marks atau Brand Name yaitu logo yang tersusun dari bentuk terucapkan, serta Device Marks atau Brand Mark yang tersusun dari bentuk tak terucapkan. Bisa pula logo terdiri atas keduanya, yang merupakan kombinasi dari brand name dan brand mark. Sebagai contoh untuk brandname adalah logo Sony yang hanya tersusun dari kata sony, dan Shell logo untuk brand mark yang tersusun dari gambar kerang. Sedangkan paduan keduanya adalah seperti logo rokok Djarum, yang terdiri dari tulisan Djarum dan gambar jarum.
Kemudian dengan semakin bertambahnya jumlah produk di pasar, serta semakin kompleknya karakteristik pasar muncul berbagai jenis logo, yang pada dasarnya merupakan paduan dari dua jenis logo diatas. Berikut kami sajikan beberapa jenis logo, yang penggolongannya berdasarkan pendapat John Murphy dan Michael Rowe * :

Name - Only Logo
Adalah logo yang diambil dari sebuah nama, dengan menggunakan gaya grafis khusus. Logo jenis ini memberi ketegasan dan pesan langsung kepada konsumen. Contoh logo jenis ini seperti pada produk sandang karya perancang ternama Yves Saint Laurent, produk elektronik Sony, Toshiba, Panasonic, produk kamera Nikon, Leica, Yashica, peralatan fotokopi Xerox, dan lain-lain.


Name/Symbol Logo
Yaitu logo yang terdiri dari nama perusahaan atau produk dengan gaya tipografis yang berkarakter kuat, tersusun atas bentuk-bentuk grafis seperti oval, lingkaran atau kotak. Sebagai contoh adalah logo Ford, Du Pont, Hertz dan banyak lagi. Kelebihan jenis logo ini adalah pada bentuknya yang ringkas dan fleksibel karena jenis logo seperti ini mampu berdiri sendiri.


Initial Letter Logo
Yaitu logo yang menggunakan huruf awal (inisial) dari nama produk atau perusahaan dan menjadikannya sebagai elemen utama dari logo tersebut. Logo jenis ini terkadang menunjukkan gabungan nama pemilik perusahaan seperti logo produsen hardware komputer Hewlett-Packard. Selain contoh diatas banyak contoh lain seperti logo Bank BCA, IBM, RCTI, dan lainnya.

Pictorial Name Logo
Adalah logo yang menggunakan nama produk atau organisasi sebagai komponen penting dari gaya logo, yang secara keseluruhan logo ini memiliki gaya yang sangat khusus. Perusahaan yang menggunakan logo jenis ini, biasanya adalah perusahaan yang sudah terkenal, seperti Coca Cola, Kodak, McDonald, Rolls Royce dan lain sebagainya. Karena kuatnya image perusahaan/produk yang memakai logo ini, maka bila terjadi peniruan logo tersebut oleh produk atau perusahaan lain maka citra yang dihasilkannya tetap mengarah pada produk atau perusahaan yang ditiru.

Associative Logo
Yaitu logo yang berdiri bebas yang biasanya tidak memuat nama produk atau perusahaan, tetapi memiliki asosiasi langsung dengan nama, produk atau wilayah aktifitasnya. Sebagai contoh logo perusahaan pembuat pesawat terbang Aerospatiale, logonya terdiri dari kalimat Aerospatiale yang membentuk bola planet yang dengan jelas memperlihatkan jangkauan aktifitasnya yakni penerbangan, logo perusahaan minyak Shell yang menunjukkan gambar kerang sebagai asosiasi dari fosil penghasil minyak, kemudian logo 20th Century Fox, yang menggambarkan gemerlap dan megahnya dunia perfilman dan masih banyak lagi. Jenis logo seperti ini mempunyai daya tarik kuat dan mudah untuk dipahami.

Allusive Logo
Yang dimaksud dengan allusive logo adalah logo yang bersifat kiasan, seperti logo Mercedes Benz yang terdiri dari bentuk bintang segitiga yang merupakan representasi dari sistem kemudi mobil, bentuk A pada perusahaan penerbangan Alitalia yang dideformasikan dari bentuk ekor pesawat yang berfungsi sebagai penyeimbang. Logo jenis ini memiliki hubungan yang tidak langsung antara nama dengan logonya sehingga logo jenis ini sulit untuk dipahami, dan memerlukan waktu lebih agar seseorang bisa memahami apa maksud dari logo yang bersangkutan.

Abstract Logo
Yang dimaksud dengan logo jenis ini adalah logo yang dapat menimbulkan beraneka kesan, yang dipengaruhi oleh daya pemahaman konsumen. Ini terjadi karena bentuk visual logo ini sangat abstrak. Diantaranya mengambil suatu bentuk struktural yang dikreasikan dengan efek optis yang bervariasi. Sebagai contoh adalah logo Citroen. Logo jenis ini sangat disukai di Amerika, karena logo jenis ini mampu dibuat dengan bermacam variasi dan sangat orisinil sehingga terjadinya kemiripan sebuah logo dengan logo yang lainnya akibat dari banyaknya produk dan perusahaan yang tumbuh di Amerika bisa dihindari.
Bentuk logo abstrak yang ada di Indonesia adalah seperti logo Bakrie Brothers. Abstract logo pertama kali digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar Jepang, yang kemudian perusahaan-perusahaan tersebut mengalami kesuksesan di negara barat, sehingga menjadi ide baru bagi perkembangan logo di dunia barat. Logo jenis ini sekarang menjadi standar disain logo kontemporer. Kelemahan dari jenis logo ini adalah bentuknya yang abstrak, sehingga sukar dipahami oleh konsumen serta tidak memiliki pengertian yang benar-benar tepat seperti apa yang diinginkan.


* Murphy, John and Michael Rowe. How to Design Trademarks and Logos. Ohio : North Light Book, 1998.